top of page

Kelompok Wanita Tani (KWT) yang Sangat Membantu Masyarakat

  • Writer: Departemen Riset dan Kajian Budaya BEM GAMA FIB
    Departemen Riset dan Kajian Budaya BEM GAMA FIB
  • Aug 15, 2023
  • 3 min read

Oleh Nurul Linda Rahmawati


Apa itu KWT?

Kelompok Wanita Tani (KWT) merupakan kelompok swadaya yang tumbuh dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat. Jumlah anggota kelompok idealnya berkisar 20-30 orang atau disesuaikan dengan kondisi dan wilayah kerja kelompok tidak melampaui batas administrasi desa. Anggota kelompok tani dapat berupa petani dewasa dan pemuda, wanita dan pria, tetapi Kelompok Wanita Tani (KWT) yang anggotanya hanya ibu-ibu tani.


Sejarah/ awal mula KWT di Desa Sukaratu;

Kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa Sukaratu, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, baru dibentuk pada bulan Maret tahun 2023. Dibentuknya Kelompok Wanita Tani (KWT) berdasarkan keputusan musyawarah masyarakat dan Kepala Desa untuk pemerataan anggota Kelompok Wanita Tani (KWT), jadi di setiap anggotanya itu ada dari setiap RT, RW, Ibu-Ibu PKK, dan Ibu-Ibu Kader posyandu. Di Desa Sukaratu Kelompok Wanita Tani (KWT) dibagi tiga kelompok; yang pertama di Dusun 1 namanya Kelompok Wanita Tani (KWT) Sejahtera, kedua di Dusun 2 Kp. Patrol Namanya Kelompok Wanita Tani (KWT) Berkah Tani, ketiga di Dusun 3 namanya Kelompok Wanita Tani (KWT) Tani Utama.


Dengan diadakannya Kelompok Wanita Tani (KWT) ini untuk menanggulangi krisis ekonomi, ternyata Kelompok Wanita Tani (KWT) ini berasal dari program pemerintah untuk memberdayakan ibu-ibu rumah tangga supaya mempunyai kegiatan.

Pendanaan Kelompok Wanita Tani (KWT) dari Anggaran Dana Desa, yang hanya diberikan satu kali setiap kelompoknya dan berupa barang dan juga berupa uang itu hanya untuk pembuatan rumah bibit. Ibu-ibu Kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa Sukaratu, untuk memperpanjang kegiatan ini dengan melakukan swadaya/ setiap kelompok itu harus mempunyai uang kas masing-masing yang mana setiap bulan ibu-ibu harus membayar uang kas, dikarenakan untuk tidak bergantung kepada Desa.


Kegiatan

Ibu-ibu Kelompok Wanita Tani (KWT) ini melakukan kegiatan rutin seminggu sekali untuk berkumpul, tetapi sebelum memulai kegiatan Kelompok Wanita Tani (KWT) suka melakukan Senam Harum Madu setelah senam baru melakukan kegiatan menanam, memberi pupuk, menyiram tanaman dan mendiskusikan apa yang akan ditanam lagi , tetapi setiap hari juga ada yang piket untuk mengontrol tanaman. Tanaman yang ditanam ada beberapa jenis;

Pakcoy hijau

Kangkung

Sawi hijau

Cabe rawit

Daun bawang


Ada hal menarik dari ibu-ibu Kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa Sukaratu ini, kalau sesudah beres kegiatan suka melakukan botram, botram adalah tradisi makan bersama yang dilakukan masyarakat sunda untuk berkumpul dan saling berbagi atau bisa juga disebut ngaliwet, adalah kegiatan memasak nasi liwet ala sunda dan makan bersama-sama dengan alas daun pisang dalam tradisi masyarakat sunda, makanan disajikan di atas daun pisang secara memanjang dan penyajiannya menggunakan hamparan daun pisang serta dimakan secara bersama-sama.


Meskipun baru beberapa bulan dibentuknya Kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa Sukaratu sudah mendapatkan beberapa juara diantaranya;

Juara 1 Senam Harum Madu

Juara 1 Kelompok Wanita Tani (KWT)


Kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa Sukaratu sudah satu kali panen rakyat, hasil panennya ada yang dijual dan sisanya untuk rakyat, hasil penjualannya itu untuk keperluan kelompok.


Permasalahan

Tidak ada permasalahan yang terlalu berat tetapi di setiap anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) semakin kesini semakin sedikit anggotanya karena mempunyai kesibukan masing-masing, tetapi semakin sedikit anggotanya semakin semangat dan kerjanya semakin terstruktur. Hal itu tidak membuat patah semangat ibu-ibu untuk menjalankan kegiatan ini agar lebih maju.


Harapan untuk kedepannya

Dengan adanya program Kelompok Wanita Tani (KWT) semoga kedepannya bisa memperbaiki kondisi ekonomi masyarakat, dan setiap masyarakat di setiap rumahnya harus memanfaatkan lahannya untuk menanam tanaman. Jadi, tidak hanya anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) saja yang mengelola tetapi harus semua masyarakat ikut partisipasi agar bisa menghasilkan tanaman yang lebih banyak lagi untuk di pasarkan dan bisa menghasilkan tanaman yang banyak macam-macam tanaman.

_____________________________

Departemen Riset dan Kajian Budaya

BEM Gama FIB Kabinet Pramoedya

2023


Referensi

Mengenal Botram, Tradisi Makan Bersama Khas Masyarakat Sunda dari https://id. theasianparent.com/botram

Mengenal Apa Itu Botram, Tradisi Makan Bersama Khas Sunda dari https://sediksi.com/apa-itu-botram/


 
 
 

Comments


Ikuti Kami untuk mendapat kabar terbaru

  • Instagram

dept_rkb

Copyright © 2023 Departemen Riset dan Kajian Budaya BEM Gama FIB Unpad

bottom of page